Rabu, 21 Juni 2017

Taubatlah Sebelum Terlambat

TAUBATLAH SEBELUM TERLAMBAT

       Wahai Saudaraku, Rasulullah saw. Telah bersabda:
Barangsiapa dibukakan pintu kebaikan baginya, maka hendaklah dia mengunakan kesempatan itu, sebab hal itu tidak di ketahui kapan pintu kebaikan itu di tutup baginya.

Wahai saudaraku, selagi pintu kesempatan dan pintu hidup masih dibuka, maka hendaknya engkau dapat memeliharanya dengan baik. Siapa tau dalam waktu dekat, pintu ditutup kembali dan rohmu dicabut dari kerongkongan.

Jagalah akhlakmu yang baik selagi dirimu masih bisa melakukannya. Masukilah pintu taubat selagi masih terbuka bagimu. Jauhkan dirimu dari pintu-pintu yang dapat menyebabkan dosa dan kemaksiatan. Sebab pintu-pintu maksiat itu senantiasa terbuka lebar bagimu.
Wahai saudaraku, bangkitlah dari sesuatu yang meresahkan dirimu. Sucikanlah dirimu dari segala kotoran. Perbaikilah diri dari sesuatu yang merusak. Jernihkan dirimu dari kekeruhan. Kendalikan dirimu dari kesenangan duniawi. Kembalilah kepada Tuhanmu, yang telah kau jadikan tempat kembali.

Sifat malas hanya akan membuahkan sesal bagimu. Karena itu, janganlah bermalas-malasan dan menunda penghambaan kepada Tuhanmu. Bersegeralah melakukan amal shalih, karena Allah akan memberikan rahmatNya kepadamu, baik di dunia dan akhirat.
Wahai saudaraku, kembalilah kepada Allah dengan sepenuh hati. Jadikanlah doamu sebagai pemikat. Jangan berdoa kepadaNya selagi hatimu tiada berkonsentrasi kepadaNya. Ketahuilah, bahwa pada saatnya nanti, jika Kiamat telah tiba, semua manusia mengakui perbuatannya yang pernah dilakukan di dunia; jelek atau buruk. Engkau akan menyesal dan tiada berguna. Saat itulah terjadi perhitungan amal perbuatan. Tiada yang terselipi sedikitpun. Dan engkau pun tak mampu berkelit untuk berbohong.

     Rasulullah saw. bersabda:              
Dunia ini adalah perladangan akhirat, maka barangsiapa menanam kebaikan, maka dia akan merasakan hasilnya dengan perasaan puas, dan barangsiapa yang menanam keburukan, maka dia akan menghasilkan penyesalan.

Wahai saudaraku, sekarang engkau masih belum dapat membuktikan tentang kematian. Jika saatnya nanti nyawa telah direnggut oleh malaikat izrail, barulah engkau menyadarinya betapa penyesalan tiada guna.


Wahai Allah, bangkitkanlah kami dari kelalaian, jagalah kami dari hati yang tumpul yang menyebabkan diriku jadi lalai kepadaMu.

Wahai saudaraku, engaku berkutat dengan sesuatu yang buruk bisa mendatangkan keburukan pada dirimu sendiri. Hal itu dapat pula melenyapkan kebaikanmu. Karenanya, berjalanlah di bawah naungan Al Qur’an dan Sunah Rasul. Engkau pasti menjadi manusia selamat dan beruntung.

Wahai saudaraku, janganlah engkau melupakan waktumu. Jangan membiarkan sisa umurmu berlalu dengan sia-sia. Jangan engkau tengelamkan dirimu dalam kesibukan mencari makan, berangan-angan tinggi yang tidak pasti engkau temukan jawabanya. Hal yang demikian itu hanyalah menjadi penghalang bagi dirimu untuk sampai kepada Allah. Juga menghinakan kedudukanmu di hadapanNya. Hendaknya engkau malu kepadaNya, dengan sebenar-benarnya malu.

Wahai saudaraku, sesungguhnya duduk dengan tenang sambil berdzikir (mengingat Allah) di dalam hati merupakan akhlak orang makrifat (arif), merupakan orang sidiq, yang kelak tempatnya di dalam surga. Oleh karenanya, jadilah sebagai hamba yang ridha atas takdirNya dengan cara mendekatkkan diri kepadaNya secara total.

Wahai saudaraku, bermunajatlah kepadaNya. Karena dengan munajat, dapatlah menyingkab tabir penghalang antara dirimu dengan Tuhanmu. Bertaqarublah kepadaNya dalam hati yang hakiki.
Tidak ada sesuatu pun yang menyerupai denganNya, dan Dialah (Allah) yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS.Assyura 11)

Wahai saudaraku, surga telah dijanjikan oleh Allah swt. kepada setiap hamba beriman, yang mereka bisa melihat DzatNya tanpa hijab, tanpa keraguan sedikitpun. Jika dirimu beramal semata-mata karena Allah, maka engkau akan dekat kepadaNya dan Dia selalu melihatmu sebagai balasan bagimu.
Wahai saudaraku, janganlah engkau mencari nikmat, tetapi carilah siapa yang memberi nikmat kepadamu. Karena sesungguhnya nikmat tidak akan engkau temukan selama-lamanya. Namun jika engkau telah menemukan Pemberi Nikmat, maka engkau akan mendapat kenikmatan yang hakiki (selama-lamanya), dunia dan akhirat.

Wahai saudaraku, hendaknya engkau selalu mengingat akan kematian. Bersabarlah dan bertawakallah jika engkau mendapat cobaan. Serahkan dirimu kepadaNya dalam setiap keadaan. Jika tiga tingkatan ini engkau miliki dengan sempurna, maka Allah akan “mendatangimu” ketika ajalmu datang.
Engkau akan merasakan hasil dari jerih payah sikap zuhudmu dan jerih payahmu dalam bersabar menghadapi cobaan.

Engkau haruslah sabar jika sesuatu terlepas dari dirimu. Engkau senantiasa bergantung kepadaNya. Selamatkan jiwamu dari dunia dan akhirat. Janganlah bergantung kepada dunia. Bergantunglah hanya kepada Allah. Maka Allah akan memberi rahmatNya kepadamu dari segala penjuru. Jika engkau mampu memelihara jiwamu, tentu engkau akan selamat dari bujukan syetan dan bujukan nafsumu sendiri. Insya Allah engkau termasuk golongan manusia sebagaimana dirman Allah ini :
Sesungguhnya hamba-hambaku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka. (QS. Al Hijr 42)

Hati mereka selalu berhubungan dengan Allah dan selalu bergantung kepadaNya sehingga mereka terbebas dari tipu daya syetan. Mereka mendapatkan pertolongan dari Allah. Jika pertolongan itu telah sempurna engkau miliki, maka dunia dan akhirat akan menjadi pelayanmu tanpa paksa.

Wahai saudaraku, laluilah pintu Tuhanmu dan tetaplah engkau di sana, niscaya engkau akan mendapat petunjuk tentang jalan yang benar dan jalan yang bathil.

Janganlah engkau mencari sesuatu untuk menambah atau mengurangi. Sebab setiap kepastian itu telah dimiliki oleh setiap individu. Tak seorang pun di antaramu mempunyai apa yang akan terajadi, dan apa kehendak Allah.

Tuhanmu telah selesai dari menciptakan, dan menetapkan rizki, menetapkan mati, dan menggerakkan qadam dengan demikian Allah tetap Mengetahui dengan keberadaan ini.
Sesungguhnya Allah telah menentukan segala sesuatu yang ditutup dengan perintah dan larangan agar hukum-hukum Allah itu berlaku bagi segenap manusia.

Allah swt. Berfirman:
Dia (Allah) tidak ditanya tentang apa yang diperbuatNya dan merekalah yang akan ditanya. (QS. Al Anbiya’ 23)

Jika engkau telah berbuat khilaf atau sengaja berbuat salah, maka segeralah kembali kepadaNya dengan cara bertaubat. Mengapa? Agar kekeliruan dan kebodohanmu itu tidak meninggalkan berkas dosa. Tentu saja untuk bertaubat haruslah engkau penuhi beberapa syarat, diantaranya ialah menghentikan perbuatan yang salah itu dan engkau harus benar-benar menyesalinya. Di samping itu engkau harus mempunyai tekad yang kuat untuk tidak mengulangi itu lagi.

Jika kesalahan an kebodohan itu masih saja terulang, berarti taubatmu hanyalah taubat yang “main-main”. Engkau tidak sungguh-sungguh. Hal itu justru akan menambah-nambah kemurkaan Allah kepada dirimu.


Dan bertaubatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang mu’min agar supaya kamu semua beuntung. (QS. An Nur 31)

0 komentar:

Posting Komentar