Sabtu, 17 Februari 2018

,

Adakah Alien Menurut Pandangan Islam?

Adakah Alien Menurut Pandangan Islam?


Adakah Alien Menurut Pandangan Islam?

Alien menurut pandangan islam. Banyak sekali berita tentang makhluk luar angkasa yang turun ke bumi entah itu benar adanya ataupun hanya berita palsu. Banyak yang bilang itu benar adanya dan ada juga yang tidak percaya dengan adanya berita tersebut. Namun timbul sebuah pertanyaan alien menurut pandangan islam. Apakah ada? Tentunya yang namanya “Alien” itu tidak ada tapi kalo makhluk lain yang berada dilangit (luar angkasa) itu hanya Allah SWT yang mengetahui. Tapi saya akan mengajak kalian untuk berfikir sejenak tentang adakah makhluk lain di langit sana yang hampir menyerupai manusia? Berikut pembahasannya.

Dan hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) “Man” yang ada di langit dan di Bumi, baik dengan kemauan sendiri (taat), ataupun terpaksa, begitupula bayang-bayangnya (ikut sujud) di pagi dan petang hari (QS 13:15).Ayat tersebut menjelaskan adanya “Man” di langit dan di Bumi. Lalu siapakah yang dimaksud “Man” di dalam ayat ini?

1. Di dalam tata bahasa al-Qur’an (arab) “Man” menunjukan makhluk yang diberi akal. Sedangkan makhluk berakal yang diciptakan Allah swt ada 4, yaitu: Malaikat, Iblis,Jin, dan Manusia. Oleh sebab itu makhluk-makhluk lain seperti binatang, tumbuhan, atau benda mati tidak bisa disebut “Man” tetapidisebut “Maa”. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia maka “Man” bermakna “Siapa” dan “Maa” bermakna “Apa”.

2. Ciri-ciri “Man” yang dimaksud di dalam ayat di atas adalah:a) Sujud dengan taat kepada Allah;b) Sujud dengan terpaksa kepada Allah; danc) Memiliki bayang-bayang.Ayat tersebut berbunyi: Walillahi yasjudu Man fi ssamaawaati wal ardhi, jika diterjemahkan menjadi: Dan kepada Allah “Man” di langit dan di Bumi bersujud/beribadah. Itu bunyi paraghraf pertama dari ayat tersebut. Paraghraf ini menjelaskan adanya “Man” di langit dan di Bumi yang bersujud/beribadah kepada Allah. Lalu dilanjutkan dengan kalimat: Thou’an wa karhan wa dzilaluhum…., jika diterjemahkan menjadi: Taat, dan terpaksa, dan bayang-bayang mereka…… Paraghraf ini menjelaskan cirri-ciri “Man” yang dimaksud pada paraghraf pertama. Bahwa sujud/ibadahnya si “Man” yang dimaksud di atas kadang kala taat, kadang terpaksa, dan mereka memiliki bayang-bayang.

3. Perlu diketahui lagi bahwa kata As-samaawaati pada ayat tersebut berbentuk jamak. Sehingga menjadi petunjuk bahwa “Man” yang berada di luar planet Bumi akan tersebar di banyak planet lain.

4. Jika melihat ciri-ciri tersebut diatas maka tidak mungkin yang dimaksud “Man” di dalam ayat tersebut adalah Malaikat, karena Malaikat selalu patuh kepada Allah, tidak pernah terpaksa, dan tidak memiliki bayang-bayang.

5. Juga tidak mungkin yang maksud “Man” di dalam ayat tersebut adalah Iblis, karena Iblis tidak pernah taat kepada Allah serta tidak memiliki bayang-bayang.

6. Dan tidak mungkin pula yang dimaksud “Man” di dalam ayat tersebut adalah Jin. Walaupun ada Jin yang taat dan terpaksa, tetapi Jin tidak memiliki bayang-bayang.

7. Maka yang dimaksud dengan “Man” pada ayat tersebut adalah makhluk seperti manusia. Yaitu mahkluk yang kadang kala taat, atau terpaksa serta memiliki bayang-bayang. Oleh sebab itu, ayat tersebut menjadi petunjuk adanya makhluk berakal seperti manusia di luar planet Bumi.Disamping “Man”, di luar planet Bumipun Allah swt pun menciptakan “Maa” dari kelompok binatang melata. Sebagaimana firman Allah swt di dalam surat An-Nahl (16) ayat 49.Dan hanya kepada Allah-lah sujud “Maa” yang melata yang ada dilangit dan “Maa” yang melata yang ada di Bumi. Dan para Malaikat,dan mereka tidak menyombongkan diri. (QS 16:49).Ayat tersebut menjelaskan adanya “Maa” dan “Malaikat” di langit dan diBumi yang selalu sujud kepada Allah serta tidak sombong. Pada ayat ini tidak ada istilah terpaksa, sebagai bukti bahwa Malaikat dan “Maa” selalu sujud dengan taat kepada Allah swt.Mengakhiri pembahasan tentang makhluk di luar Bumi maka silahkan simak firman Allah swt di dalam surat Asy-Syura (42) ayat 29.Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya, ialah menciptakan langit dan Bumi dan “Maa” yang melata yang Ia sebarkan pada keduanya.

DAN IA MAHA KUASA UNTUK MENGUMPULKAN (MEMPERTEMUKAN) SEMUANYA (MAKHLUK LANGIT DAN BUMI) APABILA IA BERKEHENDAK (QS 42:29).

Ayat tersebut menjadi petunjuk adanya kemungkinan pertemuan (interaksi) antara manusia yang ada di langit dengan manusia yang ada di Bumi bahkan kemungkinan saling berjodoh, tentunya jika Allah swt sudah berkehendak. Wallahu a’lam bishowab.

Tag : Alien menurut pandangan, Apakah itu alien, Benarkah adanya alien?, Berita alien, Alien, Makhluk lain dilangit, Makhluk luar angkasa yang berada di bumi
Lanjut Baca Adakah Alien Menurut Pandangan Islam?

Rabu, 21 Juni 2017

Taubatlah Sebelum Terlambat

TAUBATLAH SEBELUM TERLAMBAT

       Wahai Saudaraku, Rasulullah saw. Telah bersabda:
Barangsiapa dibukakan pintu kebaikan baginya, maka hendaklah dia mengunakan kesempatan itu, sebab hal itu tidak di ketahui kapan pintu kebaikan itu di tutup baginya.

Wahai saudaraku, selagi pintu kesempatan dan pintu hidup masih dibuka, maka hendaknya engkau dapat memeliharanya dengan baik. Siapa tau dalam waktu dekat, pintu ditutup kembali dan rohmu dicabut dari kerongkongan.

Jagalah akhlakmu yang baik selagi dirimu masih bisa melakukannya. Masukilah pintu taubat selagi masih terbuka bagimu. Jauhkan dirimu dari pintu-pintu yang dapat menyebabkan dosa dan kemaksiatan. Sebab pintu-pintu maksiat itu senantiasa terbuka lebar bagimu.
Wahai saudaraku, bangkitlah dari sesuatu yang meresahkan dirimu. Sucikanlah dirimu dari segala kotoran. Perbaikilah diri dari sesuatu yang merusak. Jernihkan dirimu dari kekeruhan. Kendalikan dirimu dari kesenangan duniawi. Kembalilah kepada Tuhanmu, yang telah kau jadikan tempat kembali.

Sifat malas hanya akan membuahkan sesal bagimu. Karena itu, janganlah bermalas-malasan dan menunda penghambaan kepada Tuhanmu. Bersegeralah melakukan amal shalih, karena Allah akan memberikan rahmatNya kepadamu, baik di dunia dan akhirat.
Wahai saudaraku, kembalilah kepada Allah dengan sepenuh hati. Jadikanlah doamu sebagai pemikat. Jangan berdoa kepadaNya selagi hatimu tiada berkonsentrasi kepadaNya. Ketahuilah, bahwa pada saatnya nanti, jika Kiamat telah tiba, semua manusia mengakui perbuatannya yang pernah dilakukan di dunia; jelek atau buruk. Engkau akan menyesal dan tiada berguna. Saat itulah terjadi perhitungan amal perbuatan. Tiada yang terselipi sedikitpun. Dan engkau pun tak mampu berkelit untuk berbohong.

     Rasulullah saw. bersabda:              
Dunia ini adalah perladangan akhirat, maka barangsiapa menanam kebaikan, maka dia akan merasakan hasilnya dengan perasaan puas, dan barangsiapa yang menanam keburukan, maka dia akan menghasilkan penyesalan.

Wahai saudaraku, sekarang engkau masih belum dapat membuktikan tentang kematian. Jika saatnya nanti nyawa telah direnggut oleh malaikat izrail, barulah engkau menyadarinya betapa penyesalan tiada guna.


Wahai Allah, bangkitkanlah kami dari kelalaian, jagalah kami dari hati yang tumpul yang menyebabkan diriku jadi lalai kepadaMu.

Wahai saudaraku, engaku berkutat dengan sesuatu yang buruk bisa mendatangkan keburukan pada dirimu sendiri. Hal itu dapat pula melenyapkan kebaikanmu. Karenanya, berjalanlah di bawah naungan Al Qur’an dan Sunah Rasul. Engkau pasti menjadi manusia selamat dan beruntung.

Wahai saudaraku, janganlah engkau melupakan waktumu. Jangan membiarkan sisa umurmu berlalu dengan sia-sia. Jangan engkau tengelamkan dirimu dalam kesibukan mencari makan, berangan-angan tinggi yang tidak pasti engkau temukan jawabanya. Hal yang demikian itu hanyalah menjadi penghalang bagi dirimu untuk sampai kepada Allah. Juga menghinakan kedudukanmu di hadapanNya. Hendaknya engkau malu kepadaNya, dengan sebenar-benarnya malu.

Wahai saudaraku, sesungguhnya duduk dengan tenang sambil berdzikir (mengingat Allah) di dalam hati merupakan akhlak orang makrifat (arif), merupakan orang sidiq, yang kelak tempatnya di dalam surga. Oleh karenanya, jadilah sebagai hamba yang ridha atas takdirNya dengan cara mendekatkkan diri kepadaNya secara total.

Wahai saudaraku, bermunajatlah kepadaNya. Karena dengan munajat, dapatlah menyingkab tabir penghalang antara dirimu dengan Tuhanmu. Bertaqarublah kepadaNya dalam hati yang hakiki.
Tidak ada sesuatu pun yang menyerupai denganNya, dan Dialah (Allah) yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS.Assyura 11)

Wahai saudaraku, surga telah dijanjikan oleh Allah swt. kepada setiap hamba beriman, yang mereka bisa melihat DzatNya tanpa hijab, tanpa keraguan sedikitpun. Jika dirimu beramal semata-mata karena Allah, maka engkau akan dekat kepadaNya dan Dia selalu melihatmu sebagai balasan bagimu.
Wahai saudaraku, janganlah engkau mencari nikmat, tetapi carilah siapa yang memberi nikmat kepadamu. Karena sesungguhnya nikmat tidak akan engkau temukan selama-lamanya. Namun jika engkau telah menemukan Pemberi Nikmat, maka engkau akan mendapat kenikmatan yang hakiki (selama-lamanya), dunia dan akhirat.

Wahai saudaraku, hendaknya engkau selalu mengingat akan kematian. Bersabarlah dan bertawakallah jika engkau mendapat cobaan. Serahkan dirimu kepadaNya dalam setiap keadaan. Jika tiga tingkatan ini engkau miliki dengan sempurna, maka Allah akan “mendatangimu” ketika ajalmu datang.
Engkau akan merasakan hasil dari jerih payah sikap zuhudmu dan jerih payahmu dalam bersabar menghadapi cobaan.

Engkau haruslah sabar jika sesuatu terlepas dari dirimu. Engkau senantiasa bergantung kepadaNya. Selamatkan jiwamu dari dunia dan akhirat. Janganlah bergantung kepada dunia. Bergantunglah hanya kepada Allah. Maka Allah akan memberi rahmatNya kepadamu dari segala penjuru. Jika engkau mampu memelihara jiwamu, tentu engkau akan selamat dari bujukan syetan dan bujukan nafsumu sendiri. Insya Allah engkau termasuk golongan manusia sebagaimana dirman Allah ini :
Sesungguhnya hamba-hambaku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka. (QS. Al Hijr 42)

Hati mereka selalu berhubungan dengan Allah dan selalu bergantung kepadaNya sehingga mereka terbebas dari tipu daya syetan. Mereka mendapatkan pertolongan dari Allah. Jika pertolongan itu telah sempurna engkau miliki, maka dunia dan akhirat akan menjadi pelayanmu tanpa paksa.

Wahai saudaraku, laluilah pintu Tuhanmu dan tetaplah engkau di sana, niscaya engkau akan mendapat petunjuk tentang jalan yang benar dan jalan yang bathil.

Janganlah engkau mencari sesuatu untuk menambah atau mengurangi. Sebab setiap kepastian itu telah dimiliki oleh setiap individu. Tak seorang pun di antaramu mempunyai apa yang akan terajadi, dan apa kehendak Allah.

Tuhanmu telah selesai dari menciptakan, dan menetapkan rizki, menetapkan mati, dan menggerakkan qadam dengan demikian Allah tetap Mengetahui dengan keberadaan ini.
Sesungguhnya Allah telah menentukan segala sesuatu yang ditutup dengan perintah dan larangan agar hukum-hukum Allah itu berlaku bagi segenap manusia.

Allah swt. Berfirman:
Dia (Allah) tidak ditanya tentang apa yang diperbuatNya dan merekalah yang akan ditanya. (QS. Al Anbiya’ 23)

Jika engkau telah berbuat khilaf atau sengaja berbuat salah, maka segeralah kembali kepadaNya dengan cara bertaubat. Mengapa? Agar kekeliruan dan kebodohanmu itu tidak meninggalkan berkas dosa. Tentu saja untuk bertaubat haruslah engkau penuhi beberapa syarat, diantaranya ialah menghentikan perbuatan yang salah itu dan engkau harus benar-benar menyesalinya. Di samping itu engkau harus mempunyai tekad yang kuat untuk tidak mengulangi itu lagi.

Jika kesalahan an kebodohan itu masih saja terulang, berarti taubatmu hanyalah taubat yang “main-main”. Engkau tidak sungguh-sungguh. Hal itu justru akan menambah-nambah kemurkaan Allah kepada dirimu.


Dan bertaubatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang mu’min agar supaya kamu semua beuntung. (QS. An Nur 31)
Lanjut Baca Taubatlah Sebelum Terlambat

Sabtu, 17 Juni 2017

Hukum Mim Mati

Hukum Mim Mati
   Hukum Mim Mati [] Hukum bacaan mim mati atau sering disebut dengan hukum bacaan mim sukun  ini merupakan salah satu dari cabang ilmu tajwid. Hukum bacaan mim mati atau mim sukun bagi yang sekolah di sekolah islam atau di pondok pesantren , pasti sudah mengenalnya . Nanum diantara kita tentu masih banyak yang belum memahaminya. Maka dari itu , pada kesempatan kali ini mari kita mempelajari hukum bacaan mim mati atau mim sukun bersama – sama .

   Hukum bacaan mim mati yaitu hukum bacaan mim sukun bertemu dengan semua huruf hijaiyah.
   Macam – macam hukum bacaan Mim Mati
hukum bacaan mim mati terbagi menjadi 3 macam , yaitu :
  • Idgham Misli atau idgham mutamatsilain ( Idgham Mimi )
  • Ikhfa syafawi
  • Idzhar syafawi

1. Idgham Misli ( idgham mutamatsilain / idgham mimi )

Idgham misli yaitu mim mati  bertemu dengan huruf mim (م) . 
Cara membaca idgham misli yaitu mendengung . Dengan memasukan huruf mim mati ke dalam huruf mim di depannya .
Cara membacanya :
  • Misla humma ‘ahum 
  • Ajra humma rataini 
  • Fiiquluu bihimma radun
  • Wain kuntummar daa 

2. Ikhfa syafawi

Apabila ada mim mati bertemu dengan huruf ” ba ( ب ) ” ,Maka di sebut dengan hukum bacaan ikhfa syafawi .
Cara membacanya bacaan ikhfa syafawi yaitu samar – samar , artinya pada saat membaca mim sukun disamarkan antara mim dan ba dan terdengar seperti didengungkan .
Contoh bacaan ikhfa syafawi :
Cara membacanya :
  • WAMAYYA’ TASIMM BILLAHI
  • WAMAA HUMM BIHAA RIJIINA
  • TAQIIKUMM BA SAKUM
  • WAHUMM BADA UKUM

3. Idzhar syafawi

  Apabila ada mim mati bertemu dengan semua huruf hijaiyah kecuali huruf mim dan ba , maka hukum bacaannya adalah iddzhar syafawi .
Huruf idzhar syafawi :


   Cara membaca bacaan idzhar syafawi , yaitu kembali lagi kepada arti idzhar yang sesungguhnya yaitu jelas . Jadi , cara membaca bacaan  idzhar syafawi harus jelas  jelas , tanpa di dengungkan dan keluar dari hakikat mahraj huruf tersebut .
    Contoh bacaannya :

Cara membacanya :
  • WALAM YAKULLAHU
  • ALKHAMDU 

Demikian penjelasan mengenai hukum bacaan mim mati dalam ilmu tajwid . Semoga setelah kita mempelajarinya , maka kita akan lebih baik lagi dalam membacanya dan dapat membedakan antara bacaan nun sukun/tanwin dengan  bacaan mim sukun. Semoga bermanfaat

Lanjut Baca Hukum Mim Mati